INA NURHAYATI :B

Selasa, 25 Februari 2014



                                                                                  


                                      Ina Nurhayati

A ku terlahir pada tahun 1998 di bulan kemerdekaan. Terlahir dengan nama pemberian dari orang tua, Ina Nurhayati. Yang berarti Sesungguhnya Cahaya Hidup. Nama adalah makna yang tersembunyi, dan harapan bagi orang tua kepada anaknya kelak. Aku tidak mengerti, tepatnya belum tahu, apa makna sesungguhnya dari arti namaku. Ya, kuanggap itu adalah harapan terbesar kedua orang tua ku, dan Ibu ku yang telah melahirkanku, sebagai harapan terbesar yang paling mereka inginkan dari diriku. Lahir tahun 1998, itu berarti sudah terhitung enam-belas-tahun lamanya aku hidup sampai tahun 2014 ini. Masih muda, sangat muda malah. Belum ada peristiwa besar yang terjadi sepanjang hidupku, seperti peristiwa besar yang sudah kedua orang tuaku alami. Diumur yang belia ini aku masih mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), tidak. Aku bukan memilih yang berjenjang Negeri, aku memilih di Sekolah Madrasah, tetapi berbasis Negeri. Lebih tepatnya Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Disitulah aku mencari ilmu. MAN Yogyakarta 1. Tempat aku mengenyam ilmu setelah lulus dari jenjang pendidikan menangah pertama. 
               Dimulai ketika aku baru berusia enam-tahun, aku mulai di masukkan ke sekolah umum tingkat Taman Kanak, ini akan menjadi cerita nostalgia. Umur enam-tahun aku didaftarkan ke TKIT Ukuwah Islamiyah, yang seingatku terletak di Kadirojo, Sleman. Dimasa itu, adalah masa-masa yang paling aku kagumi, ketika aku berpikir ulang kesana maka selontar kalimat terucap ‘kok bisa ya’ . di sekolah itu aku banyak ber-eksperimen dengan teman-teman sebayaku, mulai menakali satu sama-lain, belajar memberontak, hingga percobaan yang macam-macam, ini tidak perlu kalian ketahui. Karena dengan berpikir dewasa ini kelihatan sangat bodoh. Di sana aku mempunyai hobi yang tidak akan pernah aku lupakan. ‘menek wit murbei’ itu adalah kegiatan rutinku bersama teman yang lain ketika jam istirahat tiba. Karena lingkungan sekolah ku yang luas disana terdapat macam pohon yang bisa tumbuh besar dan dinaiki. Salah satunya murbei. Karena pohon ini berbuah manis, itu salah satu alasan kenapa aku memanjat, aku selalu ketagihan untuk selalu mencobanya dan memakannya. Pohon ini terletak di belakang sekolah ku, ada sekitar sepuluh pohon kurang yang tertanam dan beberapa berbuah lebat, sedangkan di belakang sekolahku itu juga terdapat selokan besar terusan mataram. Bisa dibilang, aku manjat pohon murbei, sekali salah langkah masuk selokan. Tapi itu benar-benar yang paling aku ingat. Selain murbei, pohon favoritku saat TK dulu adalah talok. 
                  Aku ada kenangan tersendiri dengan pohon ceri jawa ini. Jadi dulu, saat manjat pohon talok, aku memilih pohon yang batangnya masih muda, karena dulu belum tahu apa-apa tentang jenis batang pohon aku langsung dengan antusiasnya memanjat, karena terlalu bersemangat dan tidak melihat bagian batang yang aku pijak, kakiku mematahkan kekuatan rantingnya dan membuatku jatuh. Karena posisi tanganku berada pada batang kuat, aku menahan semua beban tubuh pada tangan. Jadilah aku seperi monyet yang bergelantungan dan ditertawakan teman-teman yang bersamaku. Itu adalah hal yang memalukan dan yang paling aku ingat saat aku masih di Taman Kanak, yang hanya mau bermain tanpa belajar. Setelah menerima rapot dan diwisudakan, aku lulus dengan nilai yang memuaskan. Aku lupa mendapat peringkat atau tidak, tapi setiap membuka lagi rapot masa TK-ku aku merasa bangga. Lulus ditahun 2001, aku melanjut ke jenjang Sekolah Dasar, selama enam tahun waktu yang tepat. Tidak banyak cerita yang bisa aku ceritakan. Aku lulus tahun 2007 dengan perolehan nilai 32,95 atau koma berapa aku lupa. Pada jenjang Menengah Pertama aku mulai terlihat remaja, banyak hal yang terjadi. Terlebih, aku dengan kawan empat sekawan. Banyak hal yang terjadi di antara kami. Setelah lulus di tahun 2013, aku baru masuk ke MAN tempat dimana aku mengenyam ilmu sekarang.